Dosis tinggi obat ADHD berkaitan dengan risiko psikosis
Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah gangguan neurobiologis yang umum terjadi pada anak-anak dan dewasa. Orang dengan ADHD biasanya mengalami kesulitan dalam memperhatikan, mengendalikan perilaku impulsif, dan memiliki tingkat hiperaktif yang tinggi. Untuk mengobati gangguan ini, dokter biasanya meresepkan obat-obatan stimulan seperti metilfenidat atau amfetamin.
Namun, baru-baru ini penelitian menemukan bahwa dosis tinggi obat ADHD dapat meningkatkan risiko psikosis pada pasien yang mengonsumsinya. Psikosis adalah gangguan mental yang ditandai dengan hilangnya kontak dengan realitas, halusinasi, delusi, dan perilaku yang tidak masuk akal. Risiko psikosis ini terutama terjadi pada pasien yang mengonsumsi dosis tinggi obat ADHD selama jangka waktu yang lama.
Studi yang dilakukan oleh para peneliti di University of California, San Francisco menemukan bahwa pasien yang mengonsumsi dosis tinggi obat ADHD memiliki risiko dua kali lipat mengalami psikosis dibandingkan dengan pasien yang mengonsumsi dosat rendah. Penelitian ini melibatkan ribuan pasien dengan ADHD yang mengonsumsi obat stimulan selama periode waktu tertentu.
Meskipun obat ADHD telah terbukti efektif dalam mengatasi gejala gangguan tersebut, risiko psikosis ini harus menjadi perhatian serius bagi dokter dan pasien yang mengonsumsinya. Dokter harus mempertimbangkan risiko dan manfaat penggunaan obat ADHD, serta mengawasi pasien untuk mengetahui adanya tanda-tanda psikosis.
Selain itu, pasien yang mengonsumsi obat ADHD juga perlu mengikuti petunjuk penggunaan obat dengan benar dan tidak mengkonsumsi dosis yang lebih tinggi dari yang diresepkan. Pasien juga perlu berkomunikasi secara terbuka dengan dokter mereka jika mengalami efek samping atau gejala psikosis selama pengobatan.
Dengan adanya temuan ini, penting bagi masyarakat untuk lebih memahami risiko psikosis yang dapat terjadi akibat dosis tinggi obat ADHD. Konsultasikan dengan dokter Anda jika Anda memiliki ADHD dan merasa perlu mengonsumsi obat tersebut. Keselamatan dan kesehatan pasien harus selalu menjadi prioritas utama dalam pengobatan gangguan mental seperti ADHD.