“Jualan Ka’bah dan Kisah-kisah yang Terserak” cerita perjalanan PPIH

Pada bulan Ramadan tahun ini, sebuah cerita menarik mengemuka di media sosial. Sebuah video yang viral menampilkan seorang pria yang menjual Ka’bah mini dengan harga yang cukup tinggi. Video tersebut kemudian menarik perhatian banyak orang dan menjadi bahan perbincangan hangat di berbagai platform online.

Pada awalnya, banyak yang mengira bahwa pria tersebut benar-benar menjual Ka’bah asli yang merupakan salah satu tempat suci umat Islam. Namun, setelah ditelusuri lebih lanjut, ternyata yang dijual adalah replika Ka’bah mini yang biasa dijadikan hiasan di rumah atau kantor.

Meskipun demikian, banyak yang masih merasa terkejut dan kecewa dengan tindakan pria tersebut. Bagaimana mungkin seseorang bisa menjual simbol keagamaan dengan semena-mena seperti itu? Namun, di balik kontroversi tersebut, terdapat cerita menarik yang patut untuk kita telusuri lebih lanjut.

Pria yang menjual Ka’bah mini tersebut ternyata adalah seorang peziarah yang pernah mengikuti program PPIH (Pembimbing dan Penyelenggara Ibadah Haji) ke Tanah Suci. Selama perjalanan tersebut, ia mengalami berbagai pengalaman yang mengubah pandangannya terhadap kehidupan dan keimanan.

Salah satu kisah yang sering ia ceritakan adalah tentang saat ia melihat Ka’bah pertama kali. Saat itu, ia merasa sangat kagum dan terharu melihat betapa megahnya bangunan suci tersebut. Ia pun berjanji dalam hati bahwa suatu hari nanti ia akan kembali ke sana dan melakukan ibadah haji dengan sungguh-sungguh.

Namun, setelah kembali ke tanah air, ia terusik oleh kehidupan sehari-hari yang penuh dengan kesibukan dan godaan. Ia merasa sulit untuk mempertahankan tingkat keimanan yang sama seperti saat ia berada di Tanah Suci. Hingga suatu hari, ia memutuskan untuk menjual Ka’bah mini tersebut sebagai pengingat akan janjinya untuk kembali ke Makkah.

Meskipun banyak yang mengecam tindakannya, pria tersebut mengaku bahwa penjualannya bukanlah untuk mencari keuntungan semata. Ia ingin agar setiap orang yang melihat Ka’bah mini tersebut dapat terinspirasi untuk menjaga keimanan dan mengingat janji-janji yang pernah mereka buat.

Kisah pria yang menjual Ka’bah mini tersebut mengingatkan kita bahwa setiap orang memiliki perjalanan spiritual yang berbeda-beda. Kadang-kadang, kita terjebak dalam rutinitas dan godaan dunia sehingga lupa akan tujuan akhir kita sebagai manusia. Namun, penting bagi kita untuk terus mengingat janji-janji yang pernah kita buat, termasuk janji untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah.

Semoga kisah pria tersebut dapat menginspirasi kita semua untuk tetap teguh dalam menjalani perjalanan kehidupan ini, dan tidak lupa akan janji-janji yang pernah kita buat di hadapan-Nya. Dan semoga kita semua dapat kembali ke Tanah Suci suatu hari nanti dengan hati yang lebih ikhlas dan penuh keimanan. Amin.

By jgpiwjqpasd
No widgets found. Go to Widget page and add the widget in Offcanvas Sidebar Widget Area.